MANADO, MANIMPANG.com — Suasana hening sempat terasa di sebuah ruangan sederhana di pusat Kota Manado, ketika puluhan pewarta Sulawesi Utara berkumpul, Senin (01/09/2025).
Wajah mereka serius, mata mereka tertuju pada satu hal: bagaimana media dapat tetap menjadi penjernih, bukan justru penyulut bara di tengah ketegangan politik nasional.
Ketua Forum Media Pewarta Sulut (FMPS), Wisje Elga Maramis, membuka pertemuan dengan suara mantap.
“Media jangan jadi bagian dari masalah, tapi harus jadi bagian dari solusi. Kita harus menyajikan kebenaran secara netral, bukan memperkeruh keadaan,”katanya, disambut anggukan penuh tekad dari para jurnalis yang hadir.
Kata-kata itu seakan menampar kesadaran, terutama ketika mengingat rentetan tragedi yang baru saja terjadi.
Tragedi itu menjadi luka bersama bangsa, dan sekaligus alarm betapa rapuhnya persatuan bila ujaran kebencian serta informasi yang salah dibiarkan menyebar tanpa kendali.
Presiden Prabowo Subianto pun tak tinggal diam. Ia menyampaikan seruan damai. “Indonesia di ambang kebangkitan, jangan sampai kita dipecah belah. Saya berduka atas jatuhnya korban jiwa, dan pemerintah akan mengusut tuntas setiap kasus kekerasan,” ucapnya.
Kata-kata itu kemudian menjadi salah satu pesan utama yang digaungkan FMPS dalam kampanye mereka.
Bagi Maramis, media bukan sekadar penyampai kabar. Media adalah jembatan yang bisa mempertemukan perbedaan, atau sebaliknya, jurang yang memperlebar perpecahan.
“Tantangan terbesar kita hari ini adalah derasnya arus hoaks. Karena itu, kami mengajak semua pewarta di Sulut menjaga profesionalitas dan tidak terjebak dalam provokasi,” harapnya.
Pertemuan hari itu ditutup dengan kesepakatan sederhana, namun penuh makna: bahwa setiap kata yang ditulis, setiap berita yang disiarkan, akan dipilih dengan hati-hati. Karena di balik berita, ada nasib bangsa yang sedang dipertaruhkan.
FMPS berharap semangat itu menular, bukan hanya bagi wartawan di Sulawesi Utara, tapi juga di seluruh penjuru negeri.
Agar Indonesia tetap berdiri teguh, bukan karena teriakan kebencian, melainkan karena suara kebenaran dan perdamaian. (AK)






