MANADO, MANIMPANG.com — Di sebuah sudut Kota Manado, berdiri sebuah sekolah yang telah menjadi saksi bisu perjalanan panjang dunia pendidikan di Sulawesi Utara.
SMA Negeri 7 Manado, yang berdiri sejak 9 Agustus 1973, bukan sekadar tempat menuntut ilmu, akan tetapi ruang penuh kenangan, perjuangan, dan harapan, tempat ribuan anak muda menapaki masa depan mereka.
Waktu boleh berganti, generasi datang dan pergi. Namun semangat belajar yang tumbuh di dinding-dinding bersejarah sekolah ini tak pernah luntur.
Gedung yang dulunya dikenal sebagai Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan (SMPP) itu masih kokoh berdiri, dengan bentuk arsitektur lama yang tetap dijaga rapi, dan bukan karena tak ingin berubah, tapi karena sejarah tak layak dilupakan.
“Gedung sekolah ini bukan sekadar bangunan, tetapi simbol perjuangan dan semangat belajar generasi sebelumnya. Kami tidak ingin menghilangkan nilai-nilai itu,” kata Kepala Sekolah, Dr Willem Hanny Rawung SS M.Hum., dengan mata berbinar saat ditemui di ruang kerjanya yang dipenuhi buku-buku dan foto-foto siswa berprestasi, Rabu (02/07/2025).
Di tengah kemajuan zaman dan tuntutan digitalisasi pendidikan, Dr Rawung berupaya menyeimbangkan antara merawat warisan dan menjawab tantangan modern.
Ia berharap di tahun 2026, sekolah yang sudah berusia lebih dari lima dekade ini bisa mendapat dukungan anggaran untuk melakukan revitalisasi.
Namun ia menekankan, perubahan fisik nanti tetap akan menghormati bentuk asli bangunan, karena di situlah nyawa sekolah ini bersemayam.
“Revitalisasi itu penting, tapi jangan sampai merobohkan memori. Kami ingin membuat suasana belajar lebih baik, tapi nilai sejarah tetap menjadi prioritas,” ujarnya.
Lebih dari sekadar bangunan, SMA Negeri 7 Manado kini terus berbenah dalam hal kualitas.
Dengan berbagai program pembinaan dan pengembangan potensi siswa, sekolah ini tumbuh menjadi salah satu institusi yang disegani – bukan hanya di tingkat lokal, tapi juga di level nasional.
Bagi Dr. Rawung, setiap anak yang belajar di SMA ini adalah bagian dari masa depan bangsa.
Ia percaya, dari kelas-kelas berlantai tegel yang sederhana ini, bisa lahir pemimpin, ilmuwan, seniman, bahkan inovator masa depan.
“Sekolah ini sudah melahirkan banyak tokoh. Tapi kami tidak berhenti di situ. Kami ingin terus jadi tempat lahirnya anak-anak hebat yang membawa nama Manado dan Indonesia ke dunia,” tutupnya.
Diketahui, di balik bangunan yang tampak biasa dari luar, SMA Negeri 7 Manado menyimpan denyut harapan.
Bahkan bukan hanya sekolah tua, tapi rumah bagi mimpi-mimpi yang terus hidup, tumbuh, dan bergerak maju. (AK)






