MANADO, MANIMPANG.com — Suasana berbeda terlihat di Jalan Piere Tendean, Sario Utara, pada Sabtu sore.
Biasanya jalan utama itu hanya dipadati kendaraan, tetapi kali ini tampak semarak oleh kibaran Merah Putih.
Seratus bendera, dan merchandise dibagikan langsung kepada masyarakat oleh Persaudaraan Wanita Tionghoa Indonesia (Perwanti) Sulawesi Utara bersama sejumlah komunitas.
Bagi sebagian orang, bendera kecil itu mungkin sederhana. Namun, bagi para penerimanya, hadiah itu terasa begitu bermakna.
“Kalau lihat Merah Putih berkibar, hati ini langsung bergetar. Ada rasa bangga yang sulit dijelaskan,” ungkap Maria, pedagang kaki lima, yang segera menancapkan bendera di depan lapaknya.
Di antara keramaian, pengendara motor pun ikut tersenyum saat menerima bendera. Ridwan, seorang ojek online, tampak sigap memasangnya di motor.
“Bendera ini jadi semangat baru. Rasanya perjalanan nanti lebih bermakna,” ujarnya sambil bersiap melanjutkan pekerjaannya.
Ketua Perwanti Sulut Meiriany Laukati, mengatakan bahwa aksi ini merupakan bentuk kecintaan pada tanah air sekaligus ajakan untuk bersama-sama mengibarkan Merah Putih dengan penuh kebanggaan.
“Mari rayakan kemerdekaan dengan semangat persatuan dan gotong royong,” katanya.
Aksi ini turut didukung berbagai pihak, mulai dari PPWI Sulut, Kota Manado, Minahasa, Bitung, Rampai Nusantara Sulut, hingga ADAKSI Sulut.
Semua hadir dengan satu tujuan: menyalakan kembali semangat kebangsaan.
Menjelang senja, bendera-bendera itu sudah berkibar di motor, rumah, hingga kios-kios kecil di sepanjang Boulevard.
Meski hanya berupa kain sederhana, Merah Putih menjadi simbol yang menyatukan orang-orang di bawah langit Indonesia.
Malam harinya, kebersamaan berlanjut dalam sebuah pertemuan hangat di kafe sederhana.
Di tengah tawa, obrolan, dan secangkir kopi, semangat Merah Putih tetap terasa mengalir, seakan menegaskan bahwa kemerdekaan bukan sekadar perayaan, melainkan kisah persatuan yang hidup dalam keseharian rakyat. (AK)






