MANADO, MANIMPANG.com — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa terus mempercepat kesiapan pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dalam Rapat Koordinasi dan Evaluasi MBG di Kantor Gubernur Sulut, Selasa (28/10/2025), Pemkab Minahasa memastikan pembangunan tujuh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah terpencil.
Rakor tersebut dipimpin Gubernur Sulut Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus, SE, dihadiri Wakil Gubernur Victor Mailangkay, Deputi Pengawasan Badan Gizi Nasional (BGN) Letjen TNI (Purn) Dadang Hendrayudha, para kepala daerah se-Sulut, Forkopimda, dan pimpinan OPD terkait.
Pemkab Minahasa diwakili Wakil Bupati Vanda Sarundajang (VaSung) dan Plt Kepala Dinas Pangan Agustivo Tumundo.
“Rakor ini menjadi momentum penting memperkuat sinergi lintas sektor. Kami memastikan Program Makan Bergizi Gratis berjalan cepat, seragam, dan akuntabel. Pemkab Minahasa juga menyiapkan SPPG khusus di daerah terpencil,” ujar VaSung.
Agustivo Tumundo mengatakan, pembangunan SPPG difokuskan di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) dengan tujuh titik baru, yakni:
Desa Palamba (Langowan Selatan), Bukit Tinggi (Kakas Barat), Kumuh (Tombariri), Karor (Lembena Timur), Tumpaan (Kakas), Kinaleosan (Kombi), dan Suluun (Tombulu).
“Saat ini sudah ada 10 SPPG mandiri yang beroperasi. Kami terus berkoordinasi dengan para kumtua dan camat untuk menyiapkan lokasi baru,” jelasnya.
Ia menambahkan, SPPG terpencil menampung sekitar 200 siswa, berbeda dengan SPPG mandiri yang melayani hingga 2.000 siswa penerima MBG.
Sementara itu, Gubernur Yulius Selvanus menekankan pentingnya percepatan program MBG.
“Program ini bukan sekadar penyediaan makanan, tapi langkah nyata memperbaiki status gizi masyarakat, khususnya anak usia sekolah,” katanya.
Deputi BGN Letjen TNI (Purn) Dadang Hendrayudha mengapresiasi langkah cepat Sulut dan menegaskan pengawasan ketat terhadap kualitas makanan.
“BGN siap mendukung penuh pemerintah daerah agar pelaksanaan dan pengawasan MBG sesuai pedoman nasional,” ujarnya.
Pemerintah menargetkan pembangunan 25.400 unit SPPG hingga akhir 2025, termasuk 6.000 unit di wilayah terpencil, guna memastikan makanan bergizi tersalurkan tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat sasaran. (AG’Q)






