DATA pribadi 337 juta warga Indonesia di Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) diduga bocor dan dijual di situs Dark Web.
Dugaan kebocoran data tersebut diungkap oleh pendiri Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto lewat akun Twitter pribadinya @secgron pada Minggu (16/7).
Dijelaskan bahwa data yang bocor adalah nama, NIK, nomor KK, tanggal lahir, alamat, nama ayah, nama ibu, NIK ayah, NIK ibu, nomor akta kelahiran/nikah dan lain-lain.
“Kali ini yang bocor adalah data kita semua di Dukcapil sebanyak 337 juta,” ungkap akun Twitter @secgron.
Dalam unggahannya, Teguh meminta Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri untuk segera melakukan tindakan atas kebocoran data tersebut karena merugikan masyarakat.
Menanggapi kasus tersebut, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) telah menggandeng Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk melakukan investigasi terkait dugaan kebocoran data.
Kasus peretasan dan kebocoran data di Indonesia bukan hal yang baru lagi. Sering kali data penting masyarakat menjadi sasaran empuk para hacker untuk melakukan peretasan.
Kasus lainnya yaitu seperti dugaan peretasan data paspor WNI, kebocoran data Bank Syariah, kebocoran data BPJS Ketenagakerjaan, hingga pribadi data pejabat alami hal serupa.
Kebocoran data ini dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi masyarakat, seperti penyalahgunaan data untuk kepentingan kriminal, penipuan, dan kejahatan lainnya. Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebocoran data dan segera melaporkan jika menemukan hal yang mencurigakan.
(***)