MANADO, MANIMPANG.com — Gubernur Sulawesi Utara, Mayjen (Purn) Yulius Selvanus, memberikan klarifikasi terkait berbagai tudingan di media sosial yang menilai pemerintah provinsi lamban memperbaiki jalan rusak di sejumlah wilayah, Selasa (14/10/2025).
Gubernur menilai isu tersebut disebarkan oleh pihak-pihak yang kurang memahami mekanisme kerja pemerintahan dan proses penganggaran daerah.
“Tidak bisa hanya karena melihat satu ruas jalan rusak lalu langsung menyimpulkan pemerintah tidak bekerja. Pemerintahan berjalan dengan sistem dan prosedur yang jelas, bukan sekadar reaksi cepat tanpa perencanaan,” ujar Gubernur Sulut.
Menurut Yulius, keterlambatan pengerjaan proyek infrastruktur disebabkan karena pemerintah provinsi belum memiliki kewenangan penuh untuk melakukan realokasi anggaran. Hal ini menunggu pengesahan Anggaran Perubahan Tahun 2025 oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
“Baru sekitar lima hari lalu APBD Perubahan disetujui oleh Mendagri. Jadi, wajar kalau sebelumnya belum ada proyek besar yang berjalan. Kami bekerja berdasarkan aturan, bukan tekanan,” jelasnya.
Sebagai mantan perwira tinggi TNI, Gubernur Yulius mengatakan bahwa disiplin, transparansi, dan akuntabilitas akan terus menjadi prinsip utama dalam tata kelola pemerintahan yang ia pimpin.
Ia juga menegaskan tidak akan menoleransi adanya penyimpangan atau penyalahgunaan anggaran.
“Saya tidak akan memberikan ruang sedikit pun bagi praktik korupsi. Siapa pun yang bermain dengan uang rakyat, akan ditindak. Ini bukan ancaman, tapi komitmen,” katanya.
Lebih lanjut, Gubernur mengajak masyarakat agar lebih selektif dan bijak dalam menerima serta menyebarkan informasi di media sosial.
Gubernur menilai, sebagian besar narasi yang beredar hanya bertujuan untuk menggiring opini publik dan menurunkan kepercayaan terhadap pemerintah.
“Pembangunan bukan soal tampil cepat di media sosial, tapi tentang hasil yang benar-benar dirasakan masyarakat. Kami bekerja dengan sistem yang terukur agar Sulawesi Utara maju di atas dasar yang kuat,” tandasnya.
Yulius menegaskan bahwa dirinya tidak akan terpengaruh oleh opini negatif di dunia maya. Fokus utamanya tetap pada tiga prioritas utama: percepatan pembangunan infrastruktur, penguatan ekonomi daerah, dan pemberantasan korupsi.
“Saya memilih fokus bekerja untuk rakyat daripada membalas komentar di media sosial. Waktu saya sepenuhnya untuk pelayanan publik, bukan untuk drama,” tutupnya. (*/AK)





